Pages

Subscribe:

Blogroll

Welcome to Naungan Genggaman Kecil, feel enjoy :)

Jumat, 03 Februari 2012

Memori

Bau tanah basah mendorong panca inderaku berfungsi.
Tak ada paksaan diriku untuk menghindarinya.
Namun bayangan beberapa waktu lalu mendobrak pertahananku.
Di bawah akar kuat, aku mulai bersembunyi.
Adakah kamu yang akan menarikku?

Bisakah aku menyentuhmu?
Bisakah aku menjamah disetiap jengkal?
Walau yang kutahu kamu menghindari mata tajam itu.

Apakah ini yang namanya kebencian?
Yang harus kukandung selama badanku mengikuti.
Apakah ini yang namanya takdir?
Yang harus ku makan selama aku masih punya nafsu.

Perlukah aku menusuk diriku sendiri dari belakang?
Menyaksikan kalian mempermainkan gerahku.
Aku muak!
Dengan segala tuntutan tugas yang tak jelas.

Dengar!
Ya. Kau yang ujung di sana!
Sang Atas pun tak sudi menyaksikan kalian.
Mengacak setiap pijakan orang.

Ibunda tak kuat menahan malu.
Ibunda tersenyum di balik tangisannya.
Ibunda ada setiap dibutuhkan.
Ibunda siap dengan teriakkan.

Terabaikan segala memori itu.
Hanya karena satu titik tinta hitam.

(Balik dinding, 4 Februari 2012)

0 komentar:

Posting Komentar